sate kuda

sate kuda
sate kuda

WARUNG SATE DAN SOP KUDA

Bekasi, Jawa Barat
Jl.Ir Djuanda Depan Makam pahlawan samping kantor dinas perhubungan kota bekasi phone : 02196111095 ( riri ) 02144311321 ( iwank )

Rabu, 23 Desember 2009

MANFAAT SATE KUDA

BAGI sebagian besar warga Kota Bandung atau mereka yang sedang menikmati jajanan di Jalan Veteran Bandung, kehadiran warung sate (daging) kuda di jalan tersebut bisa jadi merupakan hal baru. Maklum saja, sate kuda tidak familiar, kurang populer jika dibandingkan dengan sate ayam, kambing, atau sapi. Selain itu, untuk mendapatkan daging kuda juga bukan perkara mudah.

Akan tetapi, meski baru berjalan lima bulan, kehadiran warung sate kuda milik Endang (49) tersebut sudah bisa menarik minat sebagian orang Bandung. "Mereka yang datang ke sini memang dengan beragam alasan. Dari mereka yang memang sudah tahu khasiat daging kuda, sekadar ingin mencoba, hingga yang cuma ikut-ikutan," kata Endang.

Di antara mereka yang datang, menurut Endang, paling banyak adalah yang sudah tahu khasiatnya. Daging kuda diyakini memiliki banyak khasiat, salah satunya adalah untuk menambah stamina dan gairah serta vitalitas. Di luar itu, bisa juga untuk membantu mengatasi berbagai risiko penyakit, seperti asma, asam urat, rematik, kencing manis, sampai gatal eksem. "Namun, tidak sedikit dari mereka yang sudah menjadikan makan di sini sebagai suatu kegiatan rutin setiap minggunya," ujar Endang.

Belakangan warung sate kuda milik Endang mulai dibanjiri peminat. Mereka yang datang terutama kaum pria paruh baya. Bagi sebagian pria (paruh baya), khasiat sate daging kuda diyakini mampu memberikan tenaga ekstra. Tidak hanya itu, sate kuda juga diyakini bisa meningkatkan libido pria. Salah seorang konsumen sate kuda adalah Senjaya (45).

Ia mengaku, tahu ada warung sate kuda dari sejumlah rekannya di kantor. "Awalnya saya tidak percaya apa yang diomongkan rekan kerja di kantor, tapi setelah mencoba, ternyata benar," ujar Senjaya, saat ditemui di sela-sela acara rutinnya menyantap sate daging kuda bersama dua rekan kantornya.

Diakui oleh Senjaya, menyantap sate daging kuda di warung Endang sudah menjadi bagian dari kebiasaan. Meski tidak setiap hari, paling tidak, setiap satu minggu sekali pasti harus datang, kalau tidak mengonsumsi mengaku seakan tidak bertenaga ketika menjalankan tugas sebagai suami.

Hal senada dikatakan oleh Rommy (47), salah seorang pegawai salah satu bank di bilangan Jalan Asia Afrika. "Kini, karena sudah merasakan khasiatnya, menyantap sate kuda menjadi bagian dari kebiasaan rutin kami setiap minggunya. Atau bisa juga kebiasaan kami ini sudah jadi bagian dari gaya hidup, saya kurang tahu," kata Rommy.

Menurut Rommy, kebiasaan sebagian pria dalam menikmati sate daging kuda akan menjadi bagian dari gaya hidup. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka yang sudah tahu khasiatnya akan memilih sate daging kuda sebagai "doping" penambah gairah dibandingkan dengan suplemen (obat) dari bahan kimia yang memiliki risiko terhadap kesehatan.

Berbeda dengan Kusnoko (55), mengonsumsi sate daging kuda merupakan kebiasaan dirinya saat di Yogyakarta. "Di sini disebut sate daging kuda, di sana (Yogyakarta) disebut sate jaran. Yang membedakan hanya istilah, rasanya sama saja," ujar Kusnoko.

Kebiasaan Kusnoko tidak hanya mengonsumsi daging kuda dalam bentuk sate. Bahkan di kota kelahirannya, daging kuda diolah menjadi masakan lain, seperti sup atau gulai. Dalam setiap minggunya Kusnoko bisa mengonsumsi dua hingga tiga kali masakan daging kuda di Jalan Kranggan, Yogyakarta. Alasannya, bukan karena tuntutan gaya hidup sebagai seorang pria, tetapi karena penyakit paru-paru basah yang dideritanya sejak mahasiswa. "Dengan mengonsumsi masakan daging kuda, rasa sesak di dada tidak begitu menyakitkan," ujar Kusnoko.

Khasiat sate daging kuda juga menjadi pengobatan alternatif bagi Sobari (50) yang jauh-jauh datang dari Kota Cimahi, yang mengaku sudah cukup lama menderita penyakit kencing manis dengan kadar gula 580. Akibatnya, setiap hari badannya loyo dan haus terus-menerus sehingga banyak minum.

Bahkan, dirinya merasakan ketakutan saat penglihatannya menjadi kabur dan vitalitas kelelakiannya menurun. "Sudah mencoba ke beberapa dokter, hasilnya tetap nihil, ini baru dicoba rutin makan sate daging kuda kadar gula agak turun dan stamina kelelakian sedikit bangkit," ujarnya.

Diakui Sobari, khasiat daging kuda tersebut diketahui saat dirinya kebingungan mencari obat, diberitahu temannya bahwa daging kuda bisa menurunkan kadar gula. Oleh karena itu, begitu mendengar ada sate daging kuda di Bandung dirinya langsung menyatakan sebagai pelanggan dan mau tidak mau atau suka tidak suka mengonsumsi sate daging kuda menjadi bagian dari gaya hidupnya.

"Yang lebih penting dan membahagiakan, saya bisa menjalankan tugas sebagai suami," ujarnya diiringi derai tawa. (Retno HY/"PR")***

diambil dari :http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=42302

3 komentar:

  1. buka dan tutupnya jam berapa ya ?

    BalasHapus
  2. sate kuda juga ada perumnas cijerah samping kantor pos cijerah, dr pagi sampe malam

    BalasHapus
  3. sate kuda juga ada perumnas cijerah samping kantor pos cijerah, dr pagi sampe malam

    BalasHapus